Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menggelar Konferensi bertaraf Internasional secara hybrid, online melalui Zoom Meeting dan offline di Hotel Claro.
Kegiatan yang bertajuk Social and Islamic Studies (SIS) itu diselenggarakan selama dua hari, Selasa dan Rabu (21-22/12/2021).
Adapun topik dari Konferensi Internasional tersebut yakni Social Science, Interdisciplinary Studies, Humanities, and Education.
Konferensi Internasional itu dibuka langsung Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Mardan di Gardenia Hall, Hotel Claro, Kota Makassar, Selasa (21/12/2021).
Prof Mardan dalam sambutannya menyampaikan, konferensi ini dapat mendorong luaran publikasi, terutama untuk mahasiswa, sivitas akademika baik dalam UIN Alauddin sendiri maupun luar.
Menurut Mardan, Konferensi ini memberikan kesempatan bagi para delegasi untuk bertukar ide dan pengalaman baru secara tatap muka di ruang virtual.
Tak hanya itu, lanjut Guru Besar Tafsir itu menjalin hubungan penelitian dan menemukan mitra global untuk kolaborasi di masa depan.
“Tujuan dari SIS 2021 adalah untuk mempertemukan akademisi, pemangku kepentingan, dan industri untuk fokus pada isu-isu utama dalam membangun kolaborasi,” katanya.
Prof Mardan menambahkan, konferensi ini menjadi media dalam komunitas akademis dan peneliti untuk saling bertukar pengalaman dan pengetahuan.
“Menjadi event yang lebih besar dan dari jumlah negara yang lebih baik lagi,” jelasnya.
Selain itu, Ia berharap kegiatan ini menjadi tradisi akademik yang sangat bagus dan perlu dipertahankan.
“Diperlukan untuk memberikan wahana untuk peneliti dosen untuk mempublikasikan hasil karya mereka, tidak sebatas laporan tapi dapat diketahui publik melalui publikasi jurnal,” ungkapnya.
Ke depan kata Mardan, cakupan daripada peserta Konferensi Internasional ini semakin meningkat, agar dari sisi kualitas semakin bagus.
“Karena semakin banyak partisipannya maka semakin luas pula cakupan pengalaman maupun pengetahuan,” bebernya.
Untuk diketahui Konferensi Internasional ini menghadirkan sembilan pembicara diantaranya Peter Button asal Australia, kemudian Khaleel Mohammed asal Amerika Serikat.
Selanjutnya, Kamaluddin Nurdin Marjuni asal Malaysia, Hamad Farhan dari Iraq. Ian Davies United Kindong Inggris dan terakhir Anne Keary asal Australia.
Sementara Negara yang ikut dalam kegiatan itu sebanyak sembilan antara lain, Indonesia, India, Pakistan, Filifina, Malaysia Brunei Darussalam, Iraq, Australia, Ingris.(*)