Hingga saat ini, perang antara Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung. Akan tetapi, menurut juru bicara Kremlin, Senin (7/3/2022), Rusia telah mengatakan kepada Ukraina bahwa pihaknya siap untuk menghentikan operasi militer “dalam sekejap” jika Kyiv memenuhi daftar persyaratan.
Mengutip Reuters, Dmitry Peskov mengatakan, ada empat tuntutan yang diajukan Moskow agar perang bisa dihentikan.
- Ukraina segera menghentikan aksi militernya
- Mengubah konstitusinya untuk menetapkan kebijakan netralitas
- Mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia
- Mengakui republik separatis Donetsk dan Lugansk sebagai negara merdeka.
Itu adalah pernyataan Rusia yang paling eksplisit sejauh ini tentang persyaratan yang ingin diterapkan pada Ukraina untuk menghentikan apa yang disebutnya “operasi militer khusus”, sekarang di hari ke-12.
Peskov mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara telepon bahwa Ukraina sudah mengetahui kondisi tersebut.
“Dan mereka diberitahu bahwa semua ini bisa dihentikan dalam sekejap,” imbuhnya.
Sampai saat ini, belum ada reaksi langsung dari pihak Ukraina.
Rusia telah menyerang Ukraina dari utara, timur dan selatan, dengan menggempur kota-kota termasuk Kyiv, Kharkiv dan pelabuhan Mariupol.
Invasi yang diluncurkan pada 24 Februari, telah menyebabkan krisis pengungsi terburuk di Eropa sejak Perang Dunia Kedua, memicu kemarahan di seluruh dunia, dan menyebabkan sanksi berat terhadap Moskow.
Namun juru bicara Kremlin bersikeras bahwa Rusia tidak berusaha untuk membuat klaim teritorial lebih lanjut di Ukraina dan mengatakan “tidak benar” bahwa mereka menuntut agar Kyiv diserahkan.
“Kami benar-benar menyelesaikan demiliterisasi Ukraina. Kami akan menyelesaikannya. Tetapi yang utama adalah Ukraina menghentikan aksi militernya. Mereka harus menghentikan aksi militer mereka dan kemudian tidak ada yang akan menembak,” katanya kepada Reuters.
Mengenai masalah netralitas, Peskov mengatakan Mereka harus membuat amandemen konstitusi yang menurutnya Ukraina akan menolak setiap tujuan untuk memasuki blok mana pun.
Dia menambahkan, “Kami juga telah berbicara tentang bagaimana mereka harus mengakui bahwa Krimea adalah wilayah Rusia dan bahwa mereka perlu mengakui bahwa Donetsk dan Lugansk adalah negara merdeka. Dan hanya itu. Itu akan berhenti sebentar lagi.”
Garis besar tuntutan Rusia dirilis ketika delegasi dari Rusia dan Ukraina bersiap untuk bertemu pada hari Senin untuk pembicaraan putaran ketiga yang bertujuan untuk mengakhiri perang Rusia melawan Ukraina.
Hal ini dimulai segera setelah Putin mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur, di mana kelompok separatis yang didukung Rusia telah memerangi pasukan pemerintah Ukraina sejak 2014, sebagai wilayah independen. Ini merupakan aksi yang dikecam sebagai hal ilegal oleh Barat.
“Ini bukan kami yang merebut Lugansk dan Donetsk dari Ukraina. Donetsk dan Lugansk tidak ingin menjadi bagian dari Ukraina. Tapi bukan berarti mereka harus dihancurkan sebagai hasilnya,” kata Peskov.
“Selebihnya. Ukraina adalah negara merdeka yang akan hidup seperti yang diinginkannya, tetapi dalam kondisi netralitas,” tegasnya.
Dia mengatakan semua tuntutan telah dirumuskan dan diserahkan selama dua putaran pertama pembicaraan antara delegasi Rusia dan Ukraina, yang berlangsung pekan lalu.
“Kami berharap semua ini akan berjalan baik dan mereka akan bereaksi dengan cara yang sesuai,” kata Peskov.
Sumber: Reuters