Di lansir Health.grid, Lewat studi yang di publikasikan di Nature, pada Senin (07/03/2022) kemarin,
para peneliti tidak tahu apakah perubahan itu akan terjadi secara permanen atau bisa berubah sewaktu-waktu.
“Kami pada dasarnya melihat perubahan pada infeksi ringan, untuk memastikan bahwa kami benar-benar melihat beberapa perbedaan di otak mereka dan cukup mengejutkan seberapa banyak perubahan di otak mereka di bandingkan dengan yang tidak terinfeksi,” kata Prof Gwenaelle Douaud, dari Wellcome Center for Intergrative Neuroimaging, University of Oxford.
Penelitian di ikuti oleh 401 peserta selama 4,5 bulan, 96% di antaranya penyintas Covid-19 gejala ringan. serta 384 peserta lainnya belum pernah terjangkit Covid-19.
Dari hasil penelitian itu, mereka menemukan kalau ukuran otak para partisipan mengecil antara 0,2 dan 2%.
Mereka juga kehilangan materi abu-abu di area yang terkait dengan penciuman dan memori, serta penyintas Covid-19 yang baru sembuh merasa sulit untuk melakukan tugas yang kompleks.
“Perlu kita ingat bahwa otak itu bisa menyembuhkan dirinya sendiri, jadi ada kemungkinan, seiring waktu, efek berbahaya dari infeksi akan berkurang,” jelas Prof Douaud.
Tidak di ketahui apakah kondisi seperti ini akan terjadi pada orang-orang yang terinfeksi Covid-19 dari setiap varian.
Karena, studi di lakukan saat hanya ada Covid-19 varian original dan Alpha. Di mana gejala utama infeksi adalah kehilangan indera penciuman dan perasa.
Namun, jumlah orang yang terinfeksi dengan varian Omicron dan melaporkan memiliki gejala tersebut, jumlah turun secara drastis.