Under The Queen’s Umbrella Episode 13 – 14, Rekap dan Ulasan

Pada episode 13, Seong-nam melacak keberadaan Tabib Toji dan mengungkap kebenaran identitasnya sebagai Tabib Kerajaan Yoo Sang-uk. Dia menginterogasinya mengapa dia melarikan diri setelah berita kematian Putra Mahkota. Dia mengakui bahwa dia takut dengan keadaan itu, tetapi resepnya tidak ada kesalahan sama sekali.

Seong-nam mengeluarkan “gambar keadaan mayat”. Toji mengira itu milik Putra Mahkota Taein. Namun, Seong-nam mengoreksinya, dengan menyatakan bahwa itu adalah milik saudara laki-lakinya. Toji mengakui sifat yang sama dengan laporan Putra Mahkota Taein, yang mengungkapkan bahwa dia diracun.

Meskipun dia yakin bahwa dia diracuni, racun itu tidak pernah ditemukan. Seong-nam merasa terpojok karena kurangnya bukti, tetapi Toji mengaku bahwa dia memeriksa tubuh Putra Mahkota Taein saat itu.

Namun semua itu adalah rencana Toji dan Kwon selama ini untuk sebagai umpan. Hwa-ryeong juga tidak lengah, dia menghubungkannya dengan Kwon dan percaya mereka berada di pihak yang sama.

Sedangkan, pada episode 14, Ibu Suri mempertanyakan identitas ayah Ui-seong, sebelum meminum teh yang disiapkan untuknya. Permaisuri Hwang membuktikan bahwa itu tidak diracuni meskipun dia curiga. Hwang tetap teguh tentang klaimnya bahwa Ui-seong adalah anak sulung Raja.

Seong-nam kembali membaca catatan resmi di Sekretariat Kerajaan dan menemukan bahwa hanya otopsi Putra Mahkota Taein yang hilang dari catatan tersebut. Nama sejarawan resmi yang mencatat dokumen tersebut adalah Park Jung-ho. Hwa-ryeong meminta kebijaksanaan Raja untuk menginvestigasi ulang pembunuhan anaknya dan Putra Mahkota Taein karena memiliki terlalu banyak kesamaan sehingga tidak bisa diabaikan.

Raja percaya, ini akan semakin memicu masalah pemberontakan terhadapnya karena akan mempertanyakan legitimasi kenaikannya ke tahta. Raja melarang Ratu, dia mengatakan bahwa pembunuhan putranya akan diselidiki dengan cara yang berbeda tanpa mengungkit nama Putra Mahkota Taein atau menggali masa lalu.

Disisi lain, Ibu Suri menyebarkan rumor tentang Putra Mahkota Seong-nam yang mandul dalam obrolannya yang agak merendahkan dengan Putri Mahkota Cheong-ha. Ia tetap tanang dan membela suaminya, Putra Mahkota bahwa rumor tersebut tidak benar. Dia mengemukakan kekhawatirannya pada Hwa-ryeong, dan untuk mendapatkan lebih banyak wawasan tentang ciri-ciri kepribadian Seong-nam, dia berkonsultasi dengan Pangeran Agung lainnya sesuai bimbingan Hwa-ryeong.

Pengawal kerajaan memandu Hwang-ryeong ke Hyewolgak di mana salah satu wanita meninggal. Tanda-tanda di tubuhnya menunjukkan penggunaan racun yang sama sebagai ‘Gansu’. Dia teringat putranya dirawat dengan ramuan yang sama dan dengan cepat mengujinya dengan perak. Dengan hasil yang positif, dia akhirnya mengetahui bahwa itu adalah racun yang digunakan untuk membunuh kedua Putra Mahkota.

Hwa-ryeong langsung menuju ke tempat Ratu Yoon yang digulingkan setelah menemukan racun yang digunakan. Dia memperhatikan cara berjalan putranya dan membandingkannya dengan postur tubuh Kwon. Komentar lama yang dibuat oleh Kwon juga muncul di benaknya, akhirnya mengungkap teka-teki dan terungkaplah kenyataan yang sebenarnya.

Dia bertengkar dengan Mantan Ratu Yoon karena tidak menghentikan putranya. Dengan nada marah, Yoon menyatakan semuanya dimulai dengan Ibu Suri, lalu bagaimana dia bisa mengakhirinya sedangkan hal itu bukan salahnya.

Di adegan terakhir, Hwa-ryeong dan Kwon bertemu saat Tabib Kwon mencari draf otopsi di tempat tersembunyi.

Review/Ulasan

Dokter Kwon sebelumnya tampak seperti boneka belaka dalam permainan Permaisuri Hwang, tetapi ternyata Ia memiliki motif untuk menghasut pemberontakan melawan Raja saat ini. Juga telah diramalkan bahwa Ui-seong mungkin adalah putranya.

Karakter tertentu seperti Cheong-ha tampaknya tidak cocok pada awalnya. Namun, dia juga menjadikan perannya bersama Ratu Hwang-ryeong. Seperti yang telah diisyaratkan oleh judul drama ini sejak awal, yang secara khusus menyoroti semua yang terjadi di bawah payung Ratu.