FAJARPENDIDIKAN.co.id – Universitas Hasanuddin (Unhas) kerja sama Foreign Policy Community of Indonesia (FCPI) menyelenggarakan kuliah tamu oleh Jose Ramos-Horta (Peraih Nobel Perdamaian dan Presiden Timor Leste 2007-2012) sebagai narasumber.
Kegiatan ini merupakan implementasi atas kolaborasi Unhas sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang terlibat dalam program Southeast Asia Lecture Hall. Kegiatan berlangsung pukul 09.00 Wita secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Rabu (22/09).
Southeast Asian Lecture Hall merupakan program yang bertujuan memberikan kuliah kelas dunia oleh para akademisi dan pakar terkemuka pada bidang masing-masing kepada mahasiswa dan pemuda di kawasan Asia Tenggara.
Program tersebut hadir dengan latar belakang kesenjangan akses kuliah berkualitas tinggi seperti di Asia Tenggara.
Dalam kesempatan tersebut, Ramos-Horta banyak membahas tentang perdamaian dunia utamanya dalam wilayah Asia Tenggara.
Bagaimana posisi ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) sebagai jembatan kolaborasi antara negara-negara yang tergabung atau berada dalam kawasan Asia Tenggara.
Tidak hanya itu, beliau juga memberikan gambaran terkait pengalaman dan kondisi negara berkonflik serta hubungan antara Timor Leste dan Indonesia.
“ASEAN memiliki peranan penting terkait perdamaian di Asia Tenggara. Olehnya itu, ASEAN diharapkan dapat menjadi penghubung bagi negara untuk menjalin kolaborasi dan kemitraan serta menghindari adanya perpecahan atau konflik,” kata Ramos-Horta.
Jose Ramos-Horta merupakan Presiden Timor Leste pada 20 Mei 2007 hingga 20 Mei 2012. Sebelumnya, juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dari tahun 2002 hingga 2006 dan Perdana Menteri dari 2006 hingga 2007.
Ia secara aktif berperan sebagai mediator internasional untuk pencapaian perdamaian dunia yang mendapatkan pengakuan secara internasional.
Jose Ramos-Horta \dianugerahi hadiah Nobel dalam bidang perdamaian tahun 1996 atas dedikasinya dalam penyelesaian konflik yang adil dan damai di Timor Timur.
Ramos-Horta juga aktif sebagai pembela hak asasi manusia, hak anak, pengentasan kemiskinan, dan lingkungan.
Setelah menyampaikan pandangannya, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Kegiatan yang dipandu oleh Dr. Raswana Begum (Singapore University of Social Science) selaku moderator diikuti kurang lebih 1.000 peserta yang berasal dari berbagai negara. (*)