Gowa, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA., menghadiri upacara pembukaan Diklat Bela Negara calon mahasiswa Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Provinsi Papua dan Papua Barat di lapangan Rindam Kodam XIV Hasanuddin, Pakatto, Kabupaten Gowa, Selasa (17/7/2018).
Pembukaan Diklat Bela Negara ini dihadiri pula Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementeristekdikti, Prof Intan Ahmad Ph D; Rektor Universitas Negeri Makassar, Prof Husain Syam; Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang, Dr Hamzah Yusuf, dan Wakil Komandan Rindam Kodam XIV Hasanuddin, Kolonel Muhahammad Ali, dan Kepala Balitbangda Sulsel, Iqbal Suhaeb.
Pembekalaan Bela Negara ini diikuti sebanyak 665 calon mahasiswa Orang Asli Papua (OAP) yang akan disebar di 48 Perguruan Tinggi Negeri dan 22 Politeknik Negeri di seluruh Indonesia. Mereka adalah calon mahasiswa pilihan yang diseleksi dari sekitar 3.000 peserta pendaftar program ADik 2018.
Dalam sambutannya, Prof Intan Ahmad mengucapkan selamat kepada calon mahasiswa yang diterima dalam program Afirmasi OAP.
Prof Intan mengatakan, program Afirmasi Papua dan Papua Barat ini merupakan program pendidikan yang memihak pada putra dan putri orang asli Papua untuk mendapatkan akses pendidikan tinggi di perguruan tinggi berkualitas di tanah air.
Hanya saja, kata Prof Intan, sejak program beasiswa itu bergulir ada diantara mahasiswa ADik yang berhenti di tengah jalan karena berbagai alasan. Sehingga, dianggap perlu untuk mengadakan pembekalan Diklat Bela Negara untuk menyiapkan kemampuan mental dan adaptasi diri dengan baik, terutama dalam mengikuti proses pembelajaran di perguruan tinggi.
“Sebab tantangan yang akan dihadapi di perguruan tinggi tidaklah mudah, diperlukan kesiapan fisik, mental, dengan semangat juang dan kerja keras, pantang menyerah, dan tentunya kesabaran serta ketabahan,” ucap Prof. Intan.
Direktur Belmawa Kemeristekdikti itu menambahkan, usaha bela negara oleh semua anak bangsa, teramasuk OAP, bukan hanya dalam bentuk fisik (militer), tetapi meliputi berbagai sikap dan tindakan untuk meningkatkan kemajuan bangsa dan negara.
“Artinya hakekat bela negara yang sesungguhnya adalah semangat untuk membangun bangsa dan negara Indonesia demi kemajuan, kesejahteraan, dan keadilan, menuju masyarakat madani Indonesia yang bermartabat,” katanya.
Senada dengan hal itu, Rektor Unhas sangat mendukung kegiatan Diklat Bela Negara ini untuk calon mahasiswa ADik Papua dan Papua Barat. Sehingga program ADik yang digagas oleh pemerintah dapat berlangsung sukses.
“Inilah bentuk keberpihakan pemerintah terhadap pendidikan anak-anak Papua. Kita harapkan, melalui kegiatan Bela Negara ini calon mahasiswa memiliki semangat dan daya juang yang kuat untuk menempuh proses pendididikan di perguruan tinggi,” ujar Prof Dwia Aries Tina Pululubu usai upacara pembukaan Diklat Bela Negara 2018 tersebut.
Prof Dwia mengatakan, pada tahun 2018 ini Unhas menerima sebanyak 32 orang calon mahasiswa ADik Papua dan dan ADik daerah 3T. Dia berharap jumlah mahasiswa ADik Papua dan daerah 3T dapat bertambah setiap tahunnya agar calon mahasiswa dari wilayah tersebut semakin banyak yang belajar di Unhas.
Unhas sangat mendukung program afirmasi untuk mempercepat peningkatan sumber daya manusia orang Papua. Selain melalui program ADik Papua ini, Unhas juga bekerja sama secara individual dengan beberapa Kabupaten di Papua dan Papua Barat, untuk pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan, antara lain dengan Kabupaten Asmat dan Kabupaten Maybrat.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor Unhas menemui dan menyapa secara langsung calon mahasiswa-mahasiswi ADik Provinsi Papua dan Papua Barat yang tengah menyemut di lapangan. Prof Dwia berdialog singkat dengan sejumlah calon mahasiswa, menanyakan di mana mereka akan berkuliah, serta jurusan apa yang diterima.
“Dimana diterima dek? semangat ya. Kalian adalah generasi masa depan Papua. Kemajuan Papua berada di pundak kalian. Jadi harus betul-betul belajar dan memanfaatkan waktu di masa perkuliahan,“ kata Dwia pada sejumlah calon mahasiswa ADik Papua, sesaat sebelum mereka diarahkan ke aula untuk mengikuti kegiatan Diklat Bela Negara selanjutnya.
Kegiatan Bela Negara ini akan berlangsung selama lima hari kedepan. Beberapa di antara kegiatannya akan berlangsung dalam kelas, yakni para calon mahasiswa akan mendapatkan materi Wawasan Kebangsaan, 4 Konsensus Dasar Berbangsa, Motivasi Belajar untuk Kemauan dan Masa Depan Papua, Kegiatan Akademik dan Proses Pembelajaran, Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, dan lainnya. (FP)