Universitas al Qarawiyyin, Awalnya Masjid yang Didirikan Fatima al-Fihri

Lebih dari seribu tahun yang lalu, ketika Eropa terguncang dari zaman kegelapan, Timur Tengah dan Afrika Utara bersinar dengan cahaya pengetahuan. Peradaban Islam pernah berjaya karena ditopang oleh perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat. Sejarah mencatat, sebuah kota di Maroko bernama Fez adalah tempat berdirinya Al-Qarawiyyin, universitas tertua di dunia.

Di bawah Kekhalifahan Abbasiyah (750-1258), seluruh wilayah mewakili suar harapan, kosmopolitanisme yang memancar, dengan kota-kotanya dari wilayah Levant, hingga pantai Maroko saat ini dengan bangga menjadi rumah bagi budaya dan tradisi yang berbeda.

Selama era ini, yang dijuluki Zaman Keemasan Islam, seorang wanita muda Muslim, Fatima Al-Fahri, mendirikan Universitas al Qarawiyyin di Fes, Maroko, pada tahun 859.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Guinness World Records, Manchester University Press dan sumber terpercaya lainnya, al Qarawiyyin adalah universitas tertua di dunia yang masih digunakan hingga saat ini. Dilansir dari artikel yang ditulis Ufuk Necat Tasci yang dipublikasikan laman TRT World, Mei 2020.

Baca Juga:  Sejarah Hari Pahlawan, Mengenang Peristiwa 10 November 1945

Selama berabad-abad, Universitas Al-Qarawiyin menjadi pusat pendidikan utama di dunia Muslim. Pada awalnya, madrasah berfokus pada pelajaran agama dan hafalan Alquran, tetapi kemudian berkembang mempelajari tata bahasa Arab, musik, tasawuf, kedokteran, dan astronomi.

Namun, baru pada tahun 1947 sekolah tersebut diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan negara Maroko. Pada tahun 1957 ilmu fisika, kimia, dan bahasa asing diperkenalkan. Pada tahun 1963 universitas ini mengadopsi sistem universitas modern, dan kemudian pada tahun 1965 secara resmi berganti nama menjadi “Universitas al-Karaouine” bukan hanya “al-Karaouine” saja.

Badan siswa sekolah menyusut secara dramatis pada awal 1900-an ketika para elit mulai mengirim anak-anak mereka ke institut bergaya Barat baru di Maroko.Gaya pengajaran di Al-Qarawiyyin masih tradisional. Siswa, yang berusia antara 13 dan 30 tahun, duduk dalam setengah lingkaran (halqa) di sekitar syekh saat mendengar dan membaca teks. Mereka belajar untuk mendapatkan gelar diploma.

Sebelum mereka kuliah di Al-Qarawiyyin, mereka harus sudah menghafal seluruh Qur’an serta beberapa teks hadits pendek. Para mahasiswa-mahasiswi berasal dari berbagai belahan Maroko, Afrika Barat, dan bahkan Asia Tengah.
Universitas Al-Qarawiyyin mengingatkan kita bahwa bukan Oxford atau Cambridge yang pertama kali menjadi tempat pembelajaran setingkat universitas. Tetapi Al-Qarawiyyin, sebuah madrasah di masjid yang lebih dari 1.000 tahun yang lalu telah menggerakkan roda pendidikan tinggi di utara Afrika.
Sumber: atlasobscura.com

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU