FAJARPENDIDIKAN.co.id – Bagi sebagian orang, menjalani kehidupan sebagai generasi sandwich bukanlah hal mudah. Selain harus mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga inti seperti pasangan dan anak-anak, dia juga harus menanggung kebutuhan orang tua yang sudah tidak dapat bekerja.
Senior Manager Business Development Sequis Life, Yan Ardhianto mengatakan, pola generasi sandwich tidak bisa dihindari. Meskipun tidak mudah berada pada posisi tersebut, ada kiat-kiat yang dapat dilakukan seseorang yang tengah berada pada posisi tersebut.
“Anda perlu menentukan batasan-batasan yang anda tanggung, misalnya pos-pos apa saja dan berapa jumlah pengeluaran yang sanggup anda penuhi,” kata Yan, Jumat, 24 Juli 2020.
Dia juga menambahkan, komunikasi mengenai finansial sangatlah penting. Kegagalan dalam berkomunikasi dapat menimbulkan masalah baru bagi generasi sandwich. Masalah-masalah tersebut seperti munculnya hutang akibat memaksakan pengeluaran, bahkan stres karena harus memikirkan besarnya pengeluaran sendirian.
Selain itu, untuk meringankan beban finansial, generasi sandwich juga bisa mengajak anggota keluarga lainnya untuk membantu menutupi kebutuhan orang tua. Generasi sandwich juga harus mengajak seluruh anggota keluarga untuk berkomitmen menghemat pengeluaran.
“Jika Anda bisa berbagi tugas dengan anggota keluarga lain, tentunya akan lebih baik. Yang harus diingat, jangan memaksakan kontribusi kakak atau adik apabila kondisi finansial mereka juga sulit,” ujar Yan
Hal selanjutnya yang harus dilakukan generasi sandwich adalah mengamankan pengeluaran utama. Pengeluaran seperti bahan makanan, biaya listrik, cicilan, serta sekolah anak merupakan pengeluaran yang harus diutamakan.
Apabila dari pengeluaran utama masih ada sisa uang, generasi sandwich bisa memanfaatkan uang tersebut untuk asuransi dan investasi jangka panjang. Jika setelah asuransi dan investasi masih menyisakan uang, dana tersebut bisa dialokasikan untuk kebutuhan sekunder seperti liburan atau belanja barang-barang tertentu. (**)