Viral! Praktik Pengaturan Skor di PSM National Championship 2024

Di tengah sorotan positif terhadap pembinaan usia dini yang dianggap sebagai kunci kemajuan sepak bola Indonesia, sebuah kejadian kelam telah terungkap. Nova Arianto, pelatih Timnas Indonesia U-16, terkejut dengan praktik pengaturan skor yang terjadi dalam kompetisi sepak bola usia dini.

Insiden ini berawal dari pertandingan PSM National Championship 2024 kategori U-10 dan U-12 antara Hassanuddin FC Yellow dan Lapatau Football School di Stadion FIK UNM Banta-Bantaeng. Namun, daripada menyaksikan semangat kompetitif dan sportivitas, Nova Arianto dan penonton lainnya justru menyaksikan sandiwara yang mencoreng nilai-nilai fair play.

Di hadapan mereka, jelas terlihat bagaimana salah satu tim dengan sengaja membiarkan lawannya mencetak gol. Aksi ini dimulai dengan pemain dari tim tersebut dengan santai melepaskan bola di depan gawang mereka sendiri, tanpa ada upaya serius untuk menghalangi.

Baca Juga:  Ingin Jadi Guru? Pertimbangkan 8 Rekomendasi Jurusan Kuliah Ini

Meskipun percobaan pertama untuk memberikan ‘hadiah’ gol ini gagal, tidak lama kemudian mereka berhasil mencetak gol melalui sepakan lemah yang dilewati tanpa hambatan oleh kiper tim lawan.

Kejadian ini semakin dramatis dengan adanya selebrasi antar pemain dari kedua tim, seolah-olah merayakan keberhasilan dari skenario pengaturan skor yang memalukan ini.

Video insiden ini kemudian menjadi viral di media sosial, memicu reaksi kekecewaan dan kemarahan dari publik sepak bola Indonesia. Nova Arianto hanya bisa mengungkapkan rasa mirisnya dengan sebuah komentar singkat yang menyertakan emoji kebingungan, mencerminkan pilunya hati melihat masa depan sepak bola usia dini di Indonesia tercemar oleh praktik tidak sportif ini.

Kejadian ini mengingatkan akan masalah lama di sepak bola Indonesia terkait pengaturan skor, yang kini menjangkiti bahkan kompetisi usia dini. Ini seharusnya menjadi panggilan untuk PSSI dan Erick Thohir sebagai Ketua Umum untuk bertindak tegas terhadap praktik curang ini yang dapat merusak masa depan sepak bola Indonesia.

Baca Juga:  Bom Molotov di Redaksi Jubi Jayapura, Ancaman Terhadap Demokrasi

Jika keadaan ini dibiarkan, tidak mengherankan jika Timnas Indonesia di level umur lebih memilih untuk mengandalkan pemain keturunan. Namun, ini bukan berarti pembinaan sepak bola usia dini di Indonesia boleh diabaikan. Diperlukan kesadaran dan komitmen dari semua pihak, termasuk PSSI, pembina, pelatih, orang tua, dan pemain, untuk memberantas pengaturan skor dan membangun budaya sepak bola yang sehat.

Sepak bola Indonesia tidak harus selalu mengandalkan pemain keturunan. Produk-produk sepak bola dalam negeri juga harus diberdayakan untuk bersaing dan membanggakan nama bangsa. Mari bersama-sama menolak pengaturan skor dan menyelamatkan masa depan sepak bola Indonesia! (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU