Waktu Sehari Lebih Panjang Akibat Rotasi Bumi Melambat

Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada porosnya yang dapat menyebabkan perubahan waktu siang dan malam.

Bumi berotasi setiap hari adalah 86.400 detik. Namun, rotasi bumi tidak sempurna, rata-rata waktunya bisa bervariasi sepanjang waktu tergantung pada pergerakan inti, lautan, dan atmosfer. Demikian dilansir, Kamis (29/10/2021).

Saat ini metode penunjuk waktu internasional merujuk pada Universal Coordinated Time (UTC). UTC didasarkan pada jam atom, yang mengukur waktu dengan pergerakan elektron dalam atom yang telah didinginkan hingga nol mutlak.

Akan tetapi, waktu jam atom itu tepat dan tidak dapat berubah-ubah. Jadi ketika rotasi Bumi dan jam atom tidak cukup sinkron, maka ada sesuatu yang harus ditambahkan, para ilmuwan menyebutnya sebagai “detik kabisat”.

Baca Juga:  PD II, Jepang Belajar Membuat Pesawat Tempur dari 4 Cara Ini

Rotasi bumi dan detik kabisat

Menurut Institut Nasional Standar dan Teknologi (NIST), para ilmuwan telah menambahkan detik kabisat rata-rata setiap 18 bulan sejak tahun 1972. Di sisi lain, ketika detik dikurangi, ini dikenal sebagai detik kabisat negatif.

Terkait dampak rotasi Bumi melambat tahun 2021 ini, ketika waktu astronomis menyimpang dari UTC lebih dari 0,4 detik, UTC mendapat penyesuaian dalam bentuk “detik kabisat”.

Baca Juga:  Mengenal Zero, Pesawat Tempur Legendaris Jepang pada PD II

Terakhir kali detik kabisat ditambahkan adalah pada malam tahun baru 2016 lalu. Saat itu, waktu satu detik ditambah pada 23 jam, 59 menit, dan 59 detik pada 31 Desember.

Sedangkan, detik kabisat negatif pernah terjadi pada tahun 2020 lalu. Di tahun tersebut, rotasi bumi lebih cepat, tepatnya pada 19 Juli 2020.

Akibatnya, 19 Juli tahun lalu merupakan hari terpendek, yang mana planet menyelesaikan rotasinya 1,4602 milidetik lebih cepat dari rata-rata 86.400 detik.

- Iklan -

Ini bahkan memecahkan rekor hari terpendek yang pernah ditetapkan pada tahun 2005 lalu.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU