Salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dan hampir tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi SAW adalah salat Tahajjud. Beliau bahkan pernah bersabda, “Sekiranya aku tidak khawatir salat Tahajjud ini akan diwajibkan, pasti aku akan memerintahkan umatku untuk melaksanakannya setiap malam.”
Dalam surah Al-Isra ayat 79, Allah SWT berfirman:
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat Tahajjud sebagai ibadah tambahan untukmu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra: 79)
Jika umat Islam memahami kedalaman makna ayat ini, niscaya tidak ada seorang pun yang akan meninggalkan salat Tahajjud.
Keutamaan salat Tahajjud begitu besar karena dilakukan ketika sebagian besar manusia terlelap dalam tidur. Saat orang lain terlewati waktu malam dengan ketenangan tidur, ada segelintir hamba-Nya yang memilih bangun, berdiri, dan bersujud di atas sajadah dalam kesunyian malam.
Di tengah keheningan itu, terjalinlah interaksi yang sangat mendalam antara hamba dan Sang Pencipta. Terkadang, momen-momen tersebut terasa seperti percakapan penuh kasih antara sang pencinta dan yang dicintai. Air mata kerinduan pun bisa mengalir, seiring dengan rasa dekat yang begitu kuat.
Terkadang, di saat-saat tertentu, terdengar bisikan lembut yang menggugah jiwa,
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhoi-Nya. Bergabunglah dengan kekasih-Ku yang lain, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
(Surat Al-Fajr: 27-30). Ayat ini adalah salah satu yang paling dirindukan oleh para pencinta Allah, terutama mereka yang istiqamah dalam melaksanakan salat Tahajjud.
Bayangkan bagaimana hati yang penuh cinta akan luluh, bagaimana jiwa akan tenggelam dalam lautan kasih-Nya mendengar panggilan mesra dari Sang Pencipta.
Bagi mereka yang benar-benar mencintai salat Tahajjud, meninggalkannya rasanya seperti meninggalkan kewajiban salat fardhu. Dalam salat Tahajjud, mereka dapat merasakan kedekatan yang luar biasa dengan Allah SWT, hingga terkadang mereka bisa sujud dan rukuk lebih lama dari biasanya.
Aisyah RA pernah menceritakan bagaimana salat Nabi SAW. Beliau mengatakan, “Jika Nabi SAW sujud, panjangnya hampir setara dengan bacaan surah Al-Baqarah (sekitar tiga juz), dan rukuknya hampir sepanjang bacaan surah Ali Imran (sekitar satu setengah juz).”
Salat Tahajjud adalah pertemuan dua sosok yang saling mencintai dalam keheningan malam yang sepi. Oleh karena itu, tak heran jika salat Tahajjud memberikan kekuatan spiritual yang luar biasa bagi mereka yang melaksanakannya dengan sepenuh hati.
Waktu terbaik untuk bermunajat kepada Allah adalah ketika malam sudah larut, ketika semua makhluk-Nya terlelap dalam tidur. Pada saat itulah, kehidupan terasa sepi dan sunyi.
Di saat itu juga, bangunlah dan hadirkan hatimu untuk mengingat Allah. Rasakanlah kelemahan diri dan hadirkan kebesaran-Nya dalam hatimu. Nikmatilah kedamaian yang datang saat kamu mengingat-Nya.
Di satu sisi, kamu akan merasa bahagia karena rahmat-Nya yang begitu besar, namun di sisi lain, kamu juga akan menangis karena takut akan pengawasan-Nya. Curahkan segala hajatmu, baik urusan dunia maupun akhirat, dan beristighfarlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya tempat segala permohonan. Maka, yakinlah apa pun yang kamu pinta, akan selalu dijawab-Nya sesuai dengan kehendak-Nya.
Inilah spirit dari salat Tahajjud yang dapat membawa kedamaian dan kekuatan dalam hidup seorang Muslim. (*)