Pemkot Makassar optimistis Program Lorong Wisata (Longwis) meraih penghargaan dalam event Indonesia Awards Inews TV. Penganugerahan ini akan diuji dan diumumkan dalam waktu dekat.
Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto mengatakan, pihaknya optimistis program unggulan pemkot ini dapat meraih penghargaan dalam event ini.
Dia menjelaskan, lorong wisata sendiri merupakan program serial lorong yang dimulai semenjak periode pertamanya.
Dari awalnya merupakan program Lorong Bersih, Lorong Sehat, Lorong KB, Lorong Inflasi, Smart Lorong, Badan Usaha Lorong, Lorong Garden dan yang terakhir ialah Longwis.
“Longwis ini merupakan sebuah multi inovasi yang melibatkan masyarakat secara keseluruhan sehingga masyarakat diberdayakan dengan adanya kemandirian berwirausaha di lorong-lorong,” kata Danny Pomanto sapaan akrab Ramdhan Pomanto di sela-sela Penjurian Event Akbar Indonesia Awards Inews TV secara virtual terkait Program dan Inovasi Pemkot Makassar, di kediaman walikota, jalan Amirullah, Kamis, (10/8).
Padahal, sebelumnya lorong-lorong tersebut terlantar namun kini patut disyukuri karena mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat.
Itu semua, kata dia, bertujuan untuk mencapai visi kota Makassar yakni Makassar sebagai kota dunia atau istilahnya Sombere dan Smart City.
Danny menilai lorong ibarat sel dalam tubuh. Dan tubuh ibarat kota. Olehnya jika ingin memperbaiki kota maka lorong-lorong itulah yang mesti diberdayakan.
Pria berlatar pendidikan arsitektur ini menyebut, sebagai contoh Lorong Wisata Sidney di Kecamatan Panakkukang itu masyarakatnya betul-betul sudah mandiri. Mereka sudah tidak ke pasar lagi, bahkan menghasilkan keuntungan.
“Sudah menghasilkan, dengan jualan ikan yang per RT-nya mereka bisa menshare tiap tiga bulan hasil dari apa yang mereka tanam,” bebernya.
Dampak positifnya lainnya pun dirasakan. Seperti, pertumbuhan ekonomi Makassar yang melampaui provinsi dan nasional, inflasi terkendali juga indeks kepuasan masyarakat yang makin baik.
Kesuksesan longwis, lanjut dia, karena adanya public enggament, penerimaan publik serta partisipasi publik untuk membangun lorongnya.
“Public enggament dengan melibatkan dan memperkuat RT-RW. Yang tadinya insentifnya Rp75 ribu pada periode pertama saya naikkan jadi Rp1 juta,” ujarnya.
Pun pelibatan lokal influencer, dewan lorong dan unsur masyarakat lainnya. Warga yang menerima program lorongnya juga partisipasi masyarakat di sekitarnya.
Dari situ, kini nama Kota Makassar sebagai Smart City pun sudah termasuk dalam 100 besar kota dengan smart city di dunia.
Termasuk timnya melengkapi longwis dengan sistem digitalisasi dan terbarunya ialah Makassar Metaverse dengan empat cctv pada masing-masing lorong.
Saat ini sudah ada 2.077 lorong dari sebelumnya 1.000-an lorong wisata. Jumlah ini akan meningkat seiring pembenahan yang terus dilakukan Pemkot Makassar atas total 6.000-an lorong di Makassar.
Dalam longwis ini juga tersedia 21 konten di antararanya, food security, inflation control, circular economy, 20 UMKM digital per lorong, startup lorong, destinasi wisata makan enak, destinasi wisata sejarah dan seni.
Digital waste bank, community empowerment, public engagement, social cohesion, social mitigation, social share & care, 20 new jobs dan new business opportunity.
Dan city farming, city garden, net zero carbon city, healthy alleys, sombere and smart city, public safety, dan resilient city. (Nas)