Mengawali aktivitas di Abu Dhabi, Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin pagi waktu setempat melakukan pertemuan dengan Presiden Abu Dhabi Forum for Peace (ADFP), Syekh Abdullah bin Bayyah di Ruang Majlis Lt 5, Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA), Rabu (2/11).
Pada pertemuan ini, Wapres menekankan pentingnya kerja sama Indonesia dengan PEA melalui ADFP dalam mempromosikan Islam moderat untuk mewujudkan perdamaian dunia.
“Situasi global saat ini yang penuh tantangan membutuhkan komitmen dari seluruh negara untuk bersama-sama memelihara perdamaian dan mengedepankan solusi damai,” ungkap Ma’ruf Amin dilansir dari laman resmi Kementerian Kominfo.
Untuk itu, sebut Wapres, kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan PEA dalam mewujudkan perdamaian dunia dengan mempromosikan Islam moderat sangat penting untuk terus ditingkatkan.
“Saya bahagia melihat hubungan persahabatan Indonesia dan PEA semakin erat, termasuk dalam memajukan nilai-nilai Islam yang moderat,” ungkapnya.
Adapun salah satu contoh kerja sama Indonesia dan PEA dalam upaya mempromosikan Islam moderat, tutur Wapres, adalah pengiriman imam Indonesia ke PEA yang saat ini telah mencapai 70 imam dari target total 200 imam.
“Kedua negara juga tengah bekerja sama membangun Replika Masjid Sheikh Zayed dan Islamic Center di Solo, Indonesia,” tuturnya.
Menurut Wapres, Masjid Syekh Zayed tersebut akan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo dan Presiden PEA Mohammed bin Zayed Al Nahyan pada pertengahan November mendatang.
Selain itu, kerja sama Indonesia dan PEA juga akan diwujudkan melalui pendirian School of Future Studies di Indonesia oleh Mohammed bin Zayed University for Humanities (MBZUH) bekerja sama dengan Universitas Nahdlatul Ulama. “Saya harap rencana pendirian lembaga pendidikan ini dapat segera terwujud,” ucapnya.
Lebih jauh, Wapres menuturkan bahwa pada prinsipnya Indonesia dan PEA memiliki kesamaan visi dan misi dalam membangun semangat persaudaraan dan mewujudkan perdamaian dunia.
“Kami di Indonesia membangun prinsip tiga ukhuwah (persaudaraan), yakni ukhuwah islamiyah (persaudaraan seagama), ikhuwah wathoniyah (persudaraan sebangsa), dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan umat manusia),” papar Wapres. “Indonesia juga punya misi menurut konstitusi kami untuk melakukan perdamaian dunia,” imbuhnya.
Untuk itu, melalui Forum Perdamaian Abu Dhabi Ke-9 yang akan diselenggarakan ADFP pada 8-10 November 2022, Wapres mengharapkan kerja sama Indonesia dan PEA dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia akan semakin konkret.
“Saya berharap melalui forum ini kita dapat bersama wujudkan perdamaian dan kesejahteraan kawasan dan dunia,” pungkasnya.
Menyambut baik harapan Wapres tersebut, Presiden ADFP Syekh Abdullah bin Bayyah menyampaikan bahwa ADFP memang didirikan dengan tujuan untuk membangun dan menebarkan nilai-nilai toleransi baik antarumat Islam atau pun antarumat beragama.
“Kami senantiasa bekerja di bawah visi dari Presiden PEA Mohammed bin Zayed dalam rangka menebarkan toleransi dan kerukunan antarumat beragama di dunia,” tuturnya.
Lebih lanjut, Syekh Abdullah mengungkapkan bahwa ADFP mengakui bahwa Indonesia telah menjadi bagian penting dalam proses penebaran toleransi dan nilai kerukunan dengan mempromosikan Islam moderat.
“Islam moderat ini adalah Islam yang seharusnya kita lindungi dari tangan-tangan yang ingin mengotorinya,” tegasnya.
Oleh sebab itu, Syekh Abdullah menegaskan bahwa ADFP sangat siap untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam mempromosikan Islam moderat untuk perdamaian dunia. Hal ini menurutnya akan sangat bermanfaat bagi dunia yang saat ini tengah dilanda banyak peperangan.
“Kami pun pada Forum Perdamaian Abu Dhabi ke-9 mengundang perwakilan dari berbagai agama, termasuk juga berbagai tokoh agama untuk mendiskusikan masalah ini. Ada perwakilan lebih dari 10 agama yang akan hadir,” paparnya.
Sebagai informasi, ADFP merupakan sebuah forum/organisasi yang didirikan pada 2014 untuk menanggapi sejumlah tantangan yang dihadapi komunitas Muslim global. Forum ini didedikasikan untuk memperkuat narasi teologis Islam tentang pembangunan perdamaian dan toleransi di tengah pluralisme agama di dunia.
Sejak didirikan, sejumlah inisiatif antaragama dan perjanjian resmi telah dicapai, seperti Deklarasi Marrakesh, Perjanjian Kebaikan (Alliance of Virtue) di Washington DC pada 2018, dan Declaration of Human Fraternity pada 2019 yang ditandatangani oleh Grand Syeikh Al Azhar dan Paus Fransiskus.
Adapun Forum Promosi Perdamaian Abu Dhabi diselenggarakan setiap tahun di Abu Dhabi dan tahun ini merupakan forum ke-9. Pada forum ini, Wapres direncanakan akan hadir dan menyampaikan pidato secara virtual.
Hadir mendampingi Presiden ADFP pada pertemuan ini, Sekretaris Jenderal ADFP, Sheikh Al-Mahfoudh Bin Bayyah, Konsultan Presiden ADFP Omar Abdallah bin Sheikh Al-Mahfoudh bin Bayyah, Direktur Operasional ADFP Tareq Bin Juma Al Teneiji, Direktur Promosi Perdamaian ADFP di Kerajaan Maroko Amna Saeed Al Shehhi, dan Sekretaris Sekjen ADFP Aysha Salem Al Kaabi.
Sementara, Wapres didampingi oleh Duta Besar RI untuk PEA, Husin Bagis; Kepala Sekretariat Wapres, Ahmad Erani Yustika; Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Abdul Kadir Jailani; Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Suprayoga Hadi; Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi, Masduki Baidlowi; serta Staf Khusus Wapres Bidang Umum, Masykuri Abdillah. (*)