Waspada Terjangkit Covid Saat Hamil, Resiko Kerusakan Plasenta Bayi dalam Kandungan

Wanita yang terinfeksi SARS-CoV-2 pada saat hamil, memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami stillbirth (bayi lahir meninggal dunia) atau bayinya meninggal dalam kurun 28 hari setelah kelahiran. Studi terbaru mengungkapkan bagaimana ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 berisiko mengalami dua kejadian tersebut.

Dalam studi yang dilakukan 44 peneliti dari 12 negara terhadap 64 bayi yang meninggal dunia usai lahir dan empat bayi yang mengalami kematian neonatus, seluruh bayi memiliki plasenta yang terinfeksi SARS-CoV-2. Seluruh ibu hamil yang terlibat dikatakan belum mendapat vaksinasi COVID-19.

Tidak seperti patogen penyakit lain yang membunuh janin dengan cara menginfeksi secara langsung, virus Corona menyebabkan plasenta hancur dan membuat janin kekurangan oksigen. Temuan ini dipublikasikan dalam Archives of Pathology & Laboratory Medicine.

Baca Juga:  Cara Mencegah dan Mengobati Hipertensi, Kurangi Asupan Garam

Plasenta terinfeksi SARS-CoV-2

Berdasarkan studi tersebut, SARS-CoV-2 menyebabkan kematian pada janin atau bayi dengan cara menyebabkan kerusakan yang berat dan meluas di plasenta. Kerusakan ini rata-rata mengenai sekitar 77,7 persen bagian plasenta.

“Saya tidak tahu ada infeksi yang menyebabkan kerusakan hingga taraf ini,” ungkap ahli patologi dari Atlanta, Amerika Serikat, David Schwartz MD, dikutip dari WebMD, Senin (14/2/2022).

Hampir seluruh plasenta yang diteliti masing-masing memiliki plasenta SARS-CoV-2 dengan tiga ciri. Ketiga ciri tersebut antara lain deposit fibrin yang besar, kematian sel-sel di dalam trofoblas, dan inflamasi tak biasa bernama intervillositis histiositik kronis.

Baca Juga:  3 Tips Memilih Susu Oat yang Tepat

Selaras dengan temuan Schwartz, National Institutes of Health juga menemukan hubungan antara infeksi COVID-19 sedang hingga parah pada ibu hamil dengan risiko tinggi mengalami komplikasi kehamilan. Komplikasi tersebut meliputi operasi caesar, kelahiran prematur, kematian saat melahirkan, pendarahan pasca persalinan, dan infeksi non-Covid.

Schwartz dan timnya menekankan bahwa vaksinasi COVID-19 dan terapi antivirus dapat menurunkan kemungkinan SARS-CoV-2 menginfeksi plasenta pada ibu hamil.

Sumber: healty.detik.com

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU