Hasad adalah penyakit hati yang sangat berbahaya, yang bisa merusak hubungan antar sesama dan membawa kerusakan bagi diri pelakunya. Hasad adalah perasaan iri terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain, dan keinginan agar kenikmatan itu hilang dari orang tersebut.
Penyakit ini adalah bentuk kemaksiatan pertama yang terjadi di dunia dan di surga, yaitu ketika Iblis merasa iri terhadap Nabi Adam AS yang diberi kenikmatan oleh Allah di surga.
Apa Itu Hasad?
Hasad merupakan perasaan tidak senang terhadap orang lain yang mendapat nikmat, lalu menginginkan agar nikmat itu hilang dari orang tersebut. Allah memberikan kenikmatan surga yang jauh lebih besar, lebih lama, dan lebih agung daripada kenikmatan dunia. Karenanya, kita harus berusaha menjadi orang yang bertakwa, karena takwa adalah bekal utama untuk meraih kebahagiaan di akhirat.
Rasulullah SAW bersabda:
“Ingatlah, sesungguhnya dalam jasad manusia ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah hati.”
(HR Al-Bukhari dan Muslim)
Penyakit hati seperti riya’, ujub, sombong, hasad, dan dengki dapat merusak hati dan menyebabkan kerusakan dalam diri kita. Rasulullah SAW juga mengingatkan:
“Janganlah kalian saling membenci, saling hasad, saling membelakangi. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.”
(HR Al-Bukhari dan Muslim)
Hasad sebagai Malapetaka Besar
Hasad dan saling membenci adalah penyakit hati yang dapat merusak hubungan antar sesama dan menghancurkan kerukunan hidup bermasyarakat. Kedua penyakit ini menghalangi umat untuk saling bekerja sama dalam kebaikan dan ketaqwaan.
Hasad yang diharamkan adalah ketika seseorang berangan-angan agar nikmat yang dimiliki oleh seorang Muslim hilang, dan kemudian berusaha untuk menghilangkan nikmat tersebut melalui ucapan atau perbuatan.
Jika seseorang hanya berangan-angan tanpa berusaha merusaknya, maka itu bukanlah hasad yang diharamkan. Namun, jika ia berusaha untuk menghilangkan kenikmatan tersebut, baik dengan kata-kata maupun tindakan, maka itulah hasad yang tercela.
Sebagai contoh, seseorang yang merasa iri terhadap harta orang lain, istri yang cantik, anak yang taat, atau sifat-sifat terpuji lainnya, kemudian berangan-angan agar semua itu hilang, dan berusaha untuk merusaknya, maka ia telah terjatuh ke dalam dosa hasad.
Cara Mengatasi Hasad
Untuk membersihkan hati dari penyakit hasad, kita perlu melawan hawa nafsu yang mengarah kepada perasaan iri dan dengki. Hal ini membutuhkan perjuangan yang berat, namun para wali Allah SWT hanya bisa meraih derajat kewalian mereka dengan perjuangan keras melawan hawa nafsu.
Hasad juga merupakan kemaksiatan pertama yang terjadi di surga, yaitu ketika Iblis merasa iri kepada Nabi Adam. Di dunia, hasad pertama kali terjadi antara Qabil dan Habil yang berujung pada pembunuhan. Hasad membawa kerusakan besar bagi diri pelakunya, bahkan bisa mengarah pada kehancuran.
Bahaya Hasad yang Menimpa Diri Pelakunya
Seringkali, bahaya hasad malah kembali menimpa orang yang menghasud. Diceritakan dalam *Hilyah al-Auliyah* oleh Al-Hafizh Abu Nu’aim al-Ashbahani, tentang sebuah kisah yang menunjukkan betapa berbahayanya perasaan iri.
Ada seorang raja yang memiliki pengawal setia yang selalu berada di dekatnya. Suatu ketika, pengawal tersebut memberi nasihat kepada raja:
“Wahai raja, berbuat baiklah kepada orang yang berbuat baik dan tinggalkan orang yang jahat. Niscaya engkau akan selamat dari kejahatannya.”
Melihat kedekatan pengawal dengan raja, ada seseorang yang merasa iri dan berusaha menghasud. Orang tersebut berbisik kepada sang raja, mengatakan bahwa pengawal tersebut memiliki bau mulut yang tidak sedap.
“Jika pengawal itu mendekat padamu, ia pasti akan menutup hidungnya,” kata orang iri itu.
Kemudian, orang yang iri itu mengundang pengawal untuk makan bersamanya. Ia menyajikan sup dengan banyak bawang putih, berharap pengawal akan merasa tidak nyaman dan membuktikan bahwa ia memang memiliki bau mulut yang tidak sedap. Keesokan harinya, saat pengawal datang kepada raja, ia menutup mulutnya, sebagaimana yang telah dikatakan orang yang iri tadi.
Sang raja, yang termakan hasutan, akhirnya memerintahkan pengawal untuk pergi dan membawa surat kepada seseorang. Di luar dugaan, pengawal yang terhormat itu diberikan surat yang berisi perintah agar ia dibunuh. Orang yang iri itu pun mengambil kesempatan, meminta surat itu dan membawanya untuk diserahkan kepada yang dimaksud.
Ketika surat dibuka, isinya adalah perintah untuk membunuh pengawal tersebut. Para algojo yang melaksanakan perintah itu tidak ragu-ragu mengeksekusi, tanpa menanyakan kembali kepada raja. Namun, ketika kepala pengawal yang malang itu dibawa kembali ke hadapan sang raja, raja pun terkejut dan bertanya kepada pengawal yang masih hidup.
Pengawal pun menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, bahwa orang yang iri itu telah mengundangnya dengan sup yang penuh bawang putih. Ia merasa harus menutup mulutnya agar sang raja tidak mencium bau tersebut.
Setelah mendengar penjelasan ini, sang raja merasa sangat menyesal. Ia akhirnya memberikan penghargaan yang sangat besar kepada pengawal setianya sebagai tanda permohonan maaf.
Hasad adalah penyakit hati yang sangat berbahaya. Tidak hanya merusak diri pelakunya, tetapi juga dapat menghancurkan kerukunan dalam masyarakat. Oleh karena itu, kita harus berusaha keras untuk membersihkan hati kita dari rasa iri dan dengki, dan menggantinya dengan sifat ikhlas, saling mendukung, dan bersaudara dalam kebaikan. Jika kita mampu melawan hawa nafsu dan menjauhi hasad, maka kita akan selamat dari malapetaka besar yang ditimbulkannya, baik di dunia maupun di akhirat. (Ana)