Di kantor BIN Jakarta, Indonesia. 00.05
TET! WIUW WIUW!
“Terjadi kebakaran beserta ledakan besar di desa A, Sumatera selatan. Diharapkan tim Lyra, tim B, menuju lokasi sekarang juga. Kami sudah panggil ambulans, polisi, pemadam kebakaran, dan juga tim forensik.”
Tim B yang berada di ruangnya, langsung bergegas. Begitu juga dengan Lyra yang awalnya sedang makan nasi goreng langsung meletakkannya di atas meja pribadi.
“Shit, baru makan langsung diganggu sama kakak gua,” umpat Lyra dalam hari dengan kesal. Lyra langsung meninggalkan ruangnya beserta anak tim nya menuju ke lokasi.
“Bagaimana bisa ledakan sebesar itu bisa menghanguskan satu desa dalam dua menit?” Tanya perempuan itu, Rina, seorang kakak angkatnya Lyra, sebagai ketua inti dari semua tim jaringan informatika.
“Cari informasi tentang desa tersebut!”
“Baik,” kata anggota tim Rina di belakangnya. Dengan cepat mencari desa itu. Beberapa detik kemudian “Ketemu kak,”
“Tampilkan dilayar besar,” jawab Rina sambil memakai earphone untuk menghubungkannya ke tim B.
Rina melihat dilayar itu ada dua tampilan. Layar itu terdiri dari data informasi tentang desa itu, layar yang penghubung ke lokasi itu dari kacamata milik Lyra.
“Desa A merupakan desa cukup terpencil di Sumatera Selatan. Mereka mempunyai utang sebesar 30 juta ke sebuah organisasi lewat web online. Selainnya saya kurang tau kak, karena data desa itu sudah dihapus tepat terjadi ledakan tersebut terjadi,” jawab seorang perempuan.
“Ais, aku telat mencarinya,” jawab Rina dengan kesalnya didalam hati. “Kamu sudah lacak web-nya?”
“Webnya juga sudah dihapus kak,” jawab seorang laki yang berada dibelakang perempuannya itu
“Shit,” Kali ini dia benar-benar mengumpatnya dengan nada kesal. Kali ini, Rani butuh bantuan dari salah satu timnya Lyra. “Suruh Nafi melacaknya dengan cepat!”
Sang laki-laki itu menelfon Nafi, pada saat itu Nafi sedang perjalanan bersama anggotanya dan ia tak lupa membawa leptop kesayangannya untuk berjaga-jaga jika ada sesuatu yang mendadak dengan keahlian dirinya.
Drrt…menelepon, seseorang.
“Ya ada apa?” Tanyanya tanpa basa-basi, ia tahu siapa yang “Siapa itu?” Tanya Lyra mendengarkan Nafi menelepon dengan.
“Sekarang? Oke aku akan lakukan sekarang,” jawabnya sambil membuka leptopnya, ia mulai mengetiknya dengan cepat .
“Aku dapat perintah dari kakakmu itu.”