Yang Manakah Seorang Mukmin Disebut Mulia dan Perkasa?

Terlebih dahulu, mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allsh Subhamahu Wataala, dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya. Yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Dan rasulNya Muhammad SAW serta menjauhi apa yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasulnya Muhammad SAW.

Rasul kita yang mulia Muhamad SAW, di datangi oleh Malaikat Jibril. Lalu jibril berkata kepada beliau, “Ya Muhammad hiduplah sesukamu. Sesungguhnya, kamu akan meninggal dunia.

Cintailah orang yang kamu cintai. Sesungguhnya, kamu pasti akan berpisah dengannya. Dan beramallah sesuai dengan kehendakmu. Sesungguhnya kamu akan diberikan balasan oleh Allah.

Ketahuilah, kemuliaan seseorang mukmin, terletak pada salat malamnya, dan keperkasaannya, saat ia tidak membutuhkan manusia” (HR Imam Al – Thabrani).

Malaikat Jibril berkata kepada Rasulullah, “Wahai Muhammad, silahkan kamu hidup sesukamu, kamu akan meninggal dunia. Semua manusia, semua kita pasti akan meninggal dunia”.

Allah berfirman, “Setiap jiwa, pasti akan merasakan kematian” (QS Ali Imran : 185). Kematian itu sesuatu yang pasti. Dan setelah kematian, itu yang harus kita pikirkan.

Baca Juga:  Tiga Tingkatan Hidayah versi Imam Al Ghazali

Karena setelah kematian, kita akan diberikan Allah balasan setimpal, sesuai apa yang kita amalkan di dunia. Persiapkanlah diri kita menuju kematian.

Banyak Mengingat Kematian

Rasul kita Muhammad SAW, menyuruh kita, banyak mengingat kematian. Beliau bersabda, “Perbanyaklah oleh kalian mengingat penghancur kenikmatan, yaitu kematian.

- Iklan -

Sekaya apapun kita, hidup seenak apapun kita, tetap kita akan meninggal dunia. Kita akan dibungkus kain kafan. Kemudian dimasukkan ke dalam liang lahat.

Ketika kita sudah di liang lahat, tidak ada teman. Tidak ada siapa siapa yang akan membantu, kecuali amalan kita. Hp yang selalu kita pegang, akan meninggalkan kita. Teman-teman yang kita cintai pun akan pergi meninggalkan kita.

Istri dan anak anak kita juga, akan pergi dan meninggalkan kita. Kita akan sendiri diliang lahat. Didatangi malaikat Munkar dan Nakir, dan ditanya.” Man Rabbuka ?, Siapa Tuhanmu, Siapa Nabimu, Apa agamamu ?

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Minggu, 27 Oktober 2024: Metode Misi

Siapkah kita? Saudaraku untul hari itu ? Karena siapa yang selamat di kuburnya, maka yang setelahnya, lebih mudah lagi menuju surga. Dan siapa yang tidak selamat di kuburnya, kata Rasulullah SAW lebih berat lagi.

“Hiduplah sesukamu, karena sungguh engkau pasti mati. Cintailah siapa pun yang engkau suka, karena sungguh kalian pasti berpisah. Berbuatlah sesukamu, karena sungguh engkau pasti menemui balasan perbuatanmu itu (HR Al – Baihaqi).

Perpisahan itu pasti, dengan orang orang yang kita cintai. Mungkin kita yang dulu pergi meninggalkan mereka. Atau mereka yang dulu pergi, meninggalkan kita. Yang jelas mencintai seseorang, janganlah berlebih lebihan.

Disebutkan dalam sebuah riwayat, dari Abu Hurairah secara marfu: cintailah orang yang kau cintai dengan sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia menjadi orang yang kita benci.

Dan bencilah orang yang kau benci dengan sewajarnya. Boleh jadi suatu hari dia yang kau benci, menjadi orang yang kau cinta” (HR Tirmidzi). (Berlanjut/ana)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU